Pengertian Perencanaan

Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin.1

Perencanaan sering disebut jembatan yang menghubungkan kesenjangan atau jurang antara keadaan masa kini dan keadaan yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang. Dengan demikian, perencanaan yang baik memperhatikan sifat-sifat kondisi yang akan datang, di mana keputusan efektif dilaksanakan.

Perencanan tidaklah dikembangkan berdasarkan teori tetapi sebaliknya teori perencanaan berkembang sebagai kelanjutan dari pengalaman mengenai usaha-usaha manusia untuk mengatasi keadaan lingkungan hidupnya.2 Perencanaan juga merupakan suatu rangkaian kegiatan berfikir yang bersinambungan dan rasional untuk memecahkan suatu permasalahan sacara sistematik, efektif dan efisien.3

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat organisasi tetap berdiri tegak dan maju sebagai satu sistem.4 Sedangkan, definisi perencanaan pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya adalah penggunaan analisis yang bersifat rasional dan sistematik terhadap proses pengembangan pendidikan yang bertujuan untuk menjadikan pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien dalam menanggapai kebutuan dan tujuan murid-murid dan masyarakat.5

Pengertian Pendidikan

Prof Langeveld seorang ahli pedagogic dari Negeri Belanda mengemukakan batasan pendidikan, bahwa pendidikan ialah suatu bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai tujuan yaitu kedewasaan.6 Dengan pendidikan, manusia akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang, membimbing generasi muda untuk mencapai suatu generasi yang lebih baik.

Pendidikan memperhatikan kesatuan aspek jasmani dan rohani, aspek diri (individualitas) dan aspek sosial, aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, serta keterhubungan manusia dengan dirinya (konsentris), dengan lingkungan sosial dan alamnya (horozontal), dan dengan Tuhannya (vertikal).7

Pengertian Perencanaan Pendidikan

Adapun definisi Perencanaan Pendidikan menurut para ahli atau para pakar manajemen adalah antara lain:

  1. Menurut, Prof. Dr. Yusuf Enoch
    Perencanaan Pendidikan, merupakan suatu proses yang yang mempersiapkan
    seperangkat alternative keputusan bagi kegiatan masa depan yang diarahkan
    kepadanpencapaian tujuan dengan usaha yang optimal dan
    mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial
    budaya serta menyeluruh suatu Negara.
  2. Beeby, C.E.
    Perencanaan Pendidikan merupakan suatu usaha melihat ke masa depan ke
    masa depan dalam hal menentukan kebijaksanaan prioritas, dan biaya
    pendidikan yang mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada dalam
    bidang ekonomi, social, dan politik untuk mengembangkan potensi system
    pendidikan nasioanal memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik yang
    dilayani oleh system tersebut.
  3. Menurut Guruge (1972)
    Perencanaan Pendidikan merupakan proses mempersiapkan kegiatan di masa
    depan dalam bidang pembangunan pendidikan.
  4. Menurut Albert Waterson (Don Adam 1975)
    Perencanaan Pendidikan adala investasi pendidikan yang dapat dijalankan
    oleh kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang di dasarkan atas
    pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial.
  5. Menurut Coombs (1982)
    Perencanaan pendidikan suatu penerapan yang rasional dianalisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan masyarakat.
  6. Menurut Y. Dror (1975)
    Perencanaan Pendidikan merupakan suatu proses mempersiapkan seperangkat keputusan untuk kegiatan-kegiatan di masa depan yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan dengan cara-cara optimal untuk pembangunan ekonomi dan social secara menyeluruh dari suatu Negara.

Perencanaan pendidikan adalah kegiatan yang berkaitan dengan usaha merumuskan program pendidikan yang di dalamnya memuat segala sesuatu yang akan dilaksanakan, penentuan tujuan pendidikan, kebijakan dalam pendidikan, arah yang akan ditempuh dalam kegiatan pendidikan, prosedur dan
metode yang akan diikuti dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan.8 Dalam proses perencanaan pendidikan merupakan keseluruhan proses perkiraan dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan dalam pendidikan untuk masa yang akan datang.9

Perencanaan pendidikan adalah suatu proses berpikir yang mendalam, menganalisis, merumuskan, dan menimbang serta memutuskan hal-hal yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau dapat pula dikatakan bahwa perencanaan pendidikan adalah kegiatan yang akan dilakukan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan dalam bidang pendidikan.10 Perencanaan dan manajemen pendidikan diarahkan untuk dapat membantu:

  1. memenuhi keperluan akan tenaga kerja,
  2. perluasan kesempatan pendidikan,
  3. peningkatan mutu pendidikan, serta
  4. peningkatan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan.11

Ada empat persoalan pokok yang dibicarakan dalam perencanaan pendidikan, yaitu:

  1. Tujuan pendidikan,
    Sebagai suatu yang akan dicapai melalui kegiatan perencanaan pendidikan.
  2. Status sistem pendidikan
    Menunjuk kepada bagaimana suatu sistem pendidikan yang ada sekarang apakah sudah mencpai target-targetnya atau belum.
  3. Alternatif pemecahan masalah
    Menunjuk kepada kemungkinan-kemungkinan apakah yang dapat dipilih untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.12
  4. Strategi pencapaian tujuan
    Menunjuk kepada cara terbaik mencapai tujuan itu.13

. Unsur Perencanaan Pendidikan

Udin Syaefudin dan Abin Syamsuddin menguraikan beberapa unsur penting yang terkandung dalam perencanaan pendidikan, yaitu :

  1. Penggunaan analisis yang bersifat rasional dan sistematis dalam perencanaan pendidikan, yang menyangkut metodologi dalam perencanaan.
  2. Proses pembangunan dan pengembanngan pendidikan, artinya bahwa perencanaan pendidikan dilakukan dalam langka reformasi pendidikan, yaitu suatu proses dari status sekarang menuju status perkembangan pendidikan yang dicita-citakan. Perencanaan merupakan suatu moment kegiatan dalam proses yang continue.
  3. Prinsip efektivitas dan efisiensi, artinya dalam perencanaan pendidikan itu, pemikiran secara ekonomis sangat menonjol, misalnya dalam hal penggalian sumber pembiayaan pendidikan, alokasi biaya, hubungan pendidikan denngan tenaga kerja, hubungan pengembangan pendidikan dengan pertumbuhan ekonomi.14
  4. Kebutuhan dan tujuan peserta didik dan masyarakat (lokal, regional, nasional, dan internasioanal), artinya perencanaan pendidikan itu mencakup aspek internal dan eksternal dari keorganisasian sistem pendidikan itu sendiri.
  5. Tujuan pembangunan nasional bangsa yang akan mengambil keputusan dalam rangka kebijaksanaan nasional dalam bidang pendidikn. Target yang hendak dicapai dengan melakkukan tujuan pendidikan nasional, dan berarti cara penyampaiannya pun, memengaruhi di dalamnya. Misalnya, waktu pelaksanaan, pertahapan, taktis, dan strategi dalam meletakkan jalur kebijakan ke mana akan dibawa pendidikan itu.
  6. Masalah strategi adalah termasuk penanganan policy (kebijakan) secara operasional yang akan mewarnai proses pelaksanaan dari perencanaan pendidikan. Ketepatan peletakan strategi ini sangat penting. Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam penanganan policy (kebijakan) adalah berkenaan dengan :
    a. Sifat dan kebijakan nasional pendidikan.
    b. Proses sosial yang dalam tingkat sedang berkembang
    c. Cara pendekatan yang dipergunakan sebagai watak sistem perencanaannya.

Dari berbagai rumusan tentang perencanaan pendidikan dapat dimaklumi bahwa masalah yang menonjol adalah proses untuk menyiapkan konsep keputusaan yang akan dilaksanakan pada masa depan. Untuk jenis masyarakat, kepemimpinan politik, intelektual dan sosial sebagaimana, atau untuk jenis kemampuankemampuan tenaga kerja apa pendidikan itu darahkan? Semakin tajam dapat melihat jauh ke masa depan, semakin jelas arah tujuan seseorang. Rencana jangka panjang atau perspektif yang dapat menemukan dan menjelaskan arah dan garisgaris besar adalah suatu alat yang sangat berguna.15

Prinsip Perencanaan Pendidikan

Perencanaan pendidikan mengenal prinsip-prinsip yang dapat dijadikan pegangan, baik dalam proses penyusunan maupun dalam proses implementasinya. Prinsip-prinsip tersebut antara lain sebagai berikut:16

  1. Prinsip interdisipliner, yaitu menyangkut berbagai bidang keilmuan atau beragam kehidupan. Hal ini penting karena hakikat layanan pendidikan kepada peserta didik harus menyangkut berbagai jenis pengetahuan, beragam ketrampilan dan nilai-norma kehidupan yang berlaku di masyarakat.
  2. Prinsip fleksibel, yaitu bersifat lentur, dinamik dan responsif terhadap perkembangan atau perubahan kehidupan di masyarakat. Hal ini penting, karena hakikat layanan pendidikan kepada peserta didik adalah menyiapkan siswa untuk mampu menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dan beragam tantangan kehidupan terkini.
  3. Prinsip efektifitas-efisiensi, artinya dalam penyusunan perencanaan pendidikan didasarkan pada perhitungan sumber daya yang ada secara cermat dan matang, sehingga perencanaan itu ‘berhasil guna’ dan ‘bernilai guna’ dalam pencapaian tujuan pendidikan.
  4. Prinsip progress of change, yaitu terus mendorong dan memberi peluang kepada semua warga sekolah untuk berkarya dan bergerak maju ke depan dengan beragam pembaharuan layanan pendidikan yang lebih berkualitas, sesuai dengan peranan masing-masing.
  5. Prinsip objektif, rasional dan sistematis, artinya perencanaan pendidikan harus disusun berdasarkan data yang ada, berdasarkan analisa kebutuhan dan kemanfaatan layanan pendidikan secara rasional (memungkinkan untuk diwujudkan secara nyata), dan mempunyai sistematika dan tahapan pencapaian program secara jelas dan berkesinambungan.
  6. Prinsip kooperatif-komprehensif, artinya perencanaan yang disusun mampu memotivasi dan membangun mentalitas semua warga sekolah dalam bekerja sebagai suatu tim (team work) yang baik. Disamping itu perencanaan yang disusun harus mencakup seluruh aspek esensial (mendasar) tentang layanan pendidikan akademik dan non-akademik setiap peserta didik.
  7. Prinsip human resources development, artinya perencanaan pendidikan harus disusun sebaik mungkin dan mampu menjadi acuan dalam pengembangan sumber daya manusia secara maksimal dalam mensukseskan program pembangunan pendidikan. Layanan pendidikan pada peserta didik harus benarbenar mampu membangun individu yang unggul baik dari aspek intelektual (penguasaan science and technology), aspek emosional (kepribadian atau akhlak), dan aspek spiritual (keimanan dan ketakwaan) , atau disebut IESQ yang unggul.

Setelah mengetahui prinsip perencanaan pendidikan yang tersebut di atas, maka proses atau tahapan penyusunan perencanaan pendidikan dapat dijalankan. Menurut Banghart and Trull dalam Sa’ud (2007) ada beberapa tahapan yang semestinya dilalui dalam penyusunan perencanaan pendidikan, antara lain:

  1. Tahap need assessment, yaitu melakukan kajian terhadap beragam kebutuhan atau taksiran yang diperlukan dalam proses pembangunan atau pelayanan pembelajaran di setiap satuan pendidikan. Kajian awal ini harus cermat, karena fungsi kajian akan memberikan masukan tentang: (a) pencapaian program sebelumnya; (b) sumber daya apa yang tersedia, dan (c) apa yang akan dilakukan dan bagaimana tantangan ke depan yang akan dihadapi.
  2. Tahap formulation of goals and objective, yaitu perumusan tujuan dan sasaran perencanaan yang hendak dicapai. Perumusan tujuan perencanaan pendidikan harus berdasarkan pada visi, misi dan hasil kajian awal tentang beragam kebutuhan atau taksiran (assessment) layanan pendidikan yang diperlukan.
  3. Tahap policy and priority setting, yaitu merancang tentang rumusan prioritas kebijakan apa yang akan dilaksanakan dalam layanan pendidikan. Rumusan prioritas kebijakan ini harus dijabarkan kedalam strategi dasar layanan pendidikan yang jelas, agar memudahkan dalam pencapaian tujuan.
  4. Tahap program and project formulation, yaitu rumusan program dan proyek pelaksanaan kegiatan operasional perencanaan pendidikan, menyangkut layanan pedidikan pada aspek akademik dan non akademik.
  5. Tahap feasibility testing, yaitu dilakukan uji kelayakan tentang beragam sumber daya (sumber daya internal/ eksternal; atau sumber daya manusia/ material). Apabila perencanaan disusun berdasarkan sumber daya yang tersedia secara cermat dan akurat, akan menghasilkan tingkat kelayakan rencana pendidikan yang baik.
  6. Tahap plan implementation, yaitu tahap pelaksanaan perencanaan pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Keberhasilan tahap ini sangat ditentukan oleh: (a) kualitas sumber daya manusianya (kepala sekolah, guru, komite sekolah, karyawan, dan siswa); (b) iklim atau pola kerjasama antar unsur dalam satuan pendidikan sebagai suatu tim kerja (team work) yang handal; dan (c) kontrol atau pengawasan dan pengendalian kegiatan selama proses pelaksanaan atau implementasi program layanan pendidikan.
  7. Tahap evaluation and revision for future plan, yaitu kegiatan untuk menilai (mengevaluasi) tingkat keberhasilan pelaksanaan program atau perencanaan pendidikan, sebagai feedback (masukan atau umpan balik), selanjutnya dilakukan revisi program untuk rencana layanan pendidikan berikutnya yang lebih baik.

Ruang Lingkup Perencanaan Pendidikan

Ruang lingkup perencanaan pendidikan jangkauannya yang cukup luas dan dapat ditinjau dari berbagai aspek antara lain:

  1. Ditinjau dari aspek spesialnya yaitu perencanaan pendidikan yang memiliki karakter yang terkait dengan ruang, tempat, atau batasan wilayah. Perencanaan ini terbagi menjadi:17
    a. Perencanaan pendidikan nasional, yaitu mencakup seluruh proses usaha layanan pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah pusat, yang bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, yang meliputi seluruh jenjang pendidikan dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi, yang diatur dalam sistem pendidikan nasional melalui undang-undang sistem pendidikan nasional.

    b. Perencanaan pendidikan ragional, yaitu perencanaan pendidikan yang dibuat dan diberlakukan dalam wilayah regional tertentu misalnya perencanaan pengembangan layanan pendidikan tingkat provinsi dan kebupaten/kota, yang menyangkut seluruh jenis layanan pendidikan di semua jenjang untuk daerah atau provinsi tertentu.

    c. Perencanaan pendidikan kelembagaan, yaitu perencanaan pendidikan mencakup satu intuisi atau lembaga pendidikan tertentu, misalnya perencanaan pengembangan layanan pendidikan sekolah menengah atas.
  2. Ditinjau dari aspek sifat dan karakteristik modelnya dapat dibagi menjadi:
    a. Perencanaan pendidikan yang mencakup seluruh aspek yang terkait dengan proses pembangunan pendidikan yang esensial, dalam koridor perencanaan pembangunan nasional, dalam hal ini perencanaan pendidikan ada keterpaduan atau peterkaitan secara sistemik dengan perencanaan
    pembangunan bidang ekonomi, pilitik, hukum dan seb againya.

    b. Perencanaan pendidikan komprehensif yaitu perencanaan pendidikan yang disusun secara sistematik, rasional, objektif, yang menyangkut keseuruhan konsep penting dalam layanan pendidikan, sehingga perencanaan itu memberikan suatu pemahaman yang lengkap atau sempurna tentang apa dan bagaimana memberikan layanan pendidikan yang berkualitas.

    c. Perencanaan pendidikan strategik, yaitu perencanaan pendidikan yang mengandung pokok-pokok perencanaan untuk menjawab persoalan atau opini, atau isu mutakhir yang dihadapi oleh dunia pendidikan misalnya persoalan yang dihadapi dunia pendidikan sekarang adalah masalah
    rendahnya kualitas guru.18
  1. Kahar Utsman & Nadhirin, Perencanaan Pendidikan, Kudus: STAIN Kudus, 2008, hlm. 1 ↩︎
  2. Saraswati, Kearifan Budaya Lokal Dalam Persfektif Teori Perencanaan, Jurnal PWK Unisba, hlm. 4 ↩︎
  3. Ibid., hlm.7 ↩︎
  4. Made Pidarta, Perencanaan Pendidikan Partisipatoris Dengan Pendekatan Sistem, Jakarta: Rineka Cipta, 1990, hlm. 3 ↩︎
  5. Saihu, M. M., & Aziz, A. (2020). Implementasi Metode Pendidikan Pluralisme Dalam Mata
    Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Belajea; Jurnal Pendidikan Islam, 5(1), 131-150, ↩︎
  6. Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik, Jakarta: Rineka Cipta, 1997, hlm. 4 ↩︎
  7. Umar Tirtarahardja & La Sulo, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2005, hlm. 37 ↩︎
  8. Hikmam,, Manajemen Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2009, hlm. 101 ↩︎
  9. Ibid., hlm.102 ↩︎
  10. Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sitem Pembelajaran, Jakarta: Prenadamedia Group,
    2015, hlm. 25 ↩︎
  11. Manap Somantri, Perencanaan Pendidikan, Jakarta: Taman Kencana, 2014, hlm. 14 ↩︎
  12. Matin, Perencanaan Pendidikan Perspektif Proses dan teknik dalam Penyusunan Rencana
    Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013, hlm. 1 ↩︎
  13. Ibid., hlm. 2 ↩︎
  14. Afifuddin, Perencanaan Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2011, hlm. 29 ↩︎
  15. Ibid., hlm. 30 ↩︎
  16. Mubin, F. (2019). TAFSIR EMANSIPATORIS: PEMBUMIAN METODOLOGI TAFSIR
    PEMBEBASAN
    . Mumtaz: Jurnal Studi Al-Quran dan Keislaman, 3(1), 131-151. ↩︎
  17. Afifuddin, Op.cit., hlm. 32 ↩︎
  18. Ibid,.hlm. 33 ↩︎

By Syamsul Rizal

Dosen Tetap IAI Diniyyah Pekanbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *