Sebuah Pembekalan Bagi Dosen & Mahasiswa
Terkadang nasehat didengar, dirasakan, dipahami karena ungkapan yang singkat padat dan mengandung makna. Ucapan panjang belum tentu didengar dan diamalkan. Itulah mengapa perlunya adanya seni dalam kehidupan manusia. Seni yang dimaksud di sini adalah seni sastra, berucap dan memberikan nasehat dengan kata-kata singkat yang mengandung makna.
Salah satu seni Sastra adalah Pantun. Pantun sering keli digunakan oleh masyarakat melayu1 dalam berbagai kondisi. Di sini penulis mempersembahkan beberapa bait pantun dalam acara Pembekelan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dan Magang Mahasiswa IAI Diniyyah Pekanbaru. Semoga Bermanfaat.
Saat Pembekalan PPL dan Magang
Berdendang Malayu dengan Irama;
Indah tarian dengan langkah serentak;
Tiada berguna Kuliah di kampus Agama;
Kalau dimasyarakat tidak pandai menjaga Akhlak.
Ucapkan salam ketika bertemu;
Hati senang muka terlihat ceria;
Biarlah kita tidak terlihat berilmu;
Bersikap tawadhu adalah sifat mulia.
Tersusun kayu mengokohkan benteng;
Batu tersusun membentuk candi;
Mahasiswa Diniyyah bukanlah Kaleng-kaleng;
Adab dijunjung dimasyarakat siap mengabdi.
Kalau bicara janganlah berbisik;
Jagalah lisan janganlah mencaci maki;
Kepada mahasiwa, PPL dan Maganglah dengan Baik;
Manfaatkan Ilmu dan Pengalaman yang dimiliki.
Apa tanda mahasiwa yang beriman;
Akhlak mulia menjadi karakter;
Hari ini kalian diberikan pembekalan;
Jagalah diri & nama baik almamater.
Saat melepaskan Mahasiswa PPL di lokasi
Merangkai kursi berbahan Rotan;
Kursi dibuat memakai engsel;
Kpd Bpk Ibu Izinkan saya menyampaikan sambutan;
Mengawali Kegiatan pengantaran Mahsiswa PPel.
Kalau hati sudah terasa jengkel;
Jangan biarkan semakin menjadi;
Hari ini kemi lepas Mahasiwa PPel;
Mohon tunjuk ajar krn mrk ingin belajar & mengabdi.
Awal berjumpa agak terasa segan;
Awal bicara agak terasa grogi;
Kepada Bpk Ibu Kepala Sekolah terima kasih atas waktu yg diberikan;
Diwaktu penjemputan kita berjumpa lagi.
Saat Penjemputan Mahasiswa PPL di lokasi
Kalau hidup kaya dengan uang;
Awas kufur dan lepasnya iman;
Kami ucapkan terimakasih kpd Bpk Ibu telah memberi ruang;
Bagi Mahasiwa yang memberi Ilmu dan mencari Pengalaman;
Bertumpuk sampah dari bahan Jerami;
Jerami dibakar untuk membersihkan lahan;
Terimaksih atas bimbingan kepada Mahasiswa kami;
Semoga Allah membalas kehidupan Bapak/Ibu dengan keberkahan.
Kalau tuan gagah dan berani;
Lawan sepadan untuk menguji nyali;
Jika tahun ini mahasiswa bisa PPel disini;
Tahun depan izinkanlah untuk PPel kembali.
Pergi berlibur di kota malang,
pergi bersama diakhir pekan,
Mohon maaf jika kami dan Mahasiwa terlihat lancang,
Salah dan silaf mohon dimaafkan.
Ketepi sungai mencari ikan,
Ikan dipancing berumpan belalang,
Hajat dan maksud sudah tersampaikan,
Bolehlah kami untuk melangkah pulang
- Dalam KBBI, Melayu adalah Suku bangsa dan bahasa di Sumatra, Semenanjung Malaysia, dan di pelbagai daerah di Asia Tenggara; bahasa Melayu rendah yang dipakai sebagai bahasa pengantar dalam pergaulan umum; rumpun bahasa besar yang meliputi suatu daerah kepulauan luas yang di bagian barat dibatasi oleh bahasa-bahasa di Madagaskar, di utara oleh bahasa-bahasa penduduk asli Taiwan, di selatan oleh bahasa-bahasa di Indonesia, dan di timur oleh kepulauan yang paling timur di Oceania, yaitu Pulau Paskah; Austronesia; ↩︎
Di Kota Siak Megahnya Istana;
Istana Kerajaan yang Resmi dan Mendasar;
Jika bait pantun di atas rasanya kurang mengena;
Silakan berikan Saran di Kolom Komentar.
Karya Sastra (Pantun) ini dikarang oleh:
Syamsul Rizal (Dosen tetap IAI Diniyyah Pekanbaru)