Belajaraktif.com – Penelitian ilmiah adalah cara bagi manusia untuk menemukan kebenaran. Kebenaran yang dimaksud adalah pengetahuan yang dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi manusia. Menurut Kothari (2004), Penelitian mengacu pada pencarian pengetahuan secara ilmiah dan sistematis melalui metode objektif dan sistematis untuk menemukan solusi suatu masalah. Oleh karena itu, prosedur ilmiah diperlukan untuk menemukan jawaban yang valid dan efektif terhadap pertanyaan penelitian. Penggunaan prosedur ilmiah dapat memberikan jawaban yang valid dan efektif terhadap suatu pertanyaan penelitian. Penggunaan metode atau prosedur ilmiah dalam memecahkan masalah manusia diungkapkan oleh Yoseph Kumar Singh (2016). Menurutnya, penelitian ilmiah adalah proses untuk menemukan solusi untuk suatu masalah melalui pengumpulan, analisis, dan interpretasi data secara terencana dan sistematis. Ini berarti bahwa untuk menemukan pengetahuan atau kebenaran tentang fenomena sosial tertentu diperlukan langkah-langkah sistematis dalam pengumpulan informasi, analisis, dan interpretasi. Ada kemungkinan bahwa aktivitas pencarian informasi akan membantu orang menemukan kebenaran atau pengetahuan ilmiah. Karena itu, desain penelitian sangat penting untuk setiap penelitian ilmiah.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya inovasi secara terus menerus. Sikap inovasi dan kreatif diperlukan agar ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi solusi bagi permasalahan hidup manusia. Pada konteks inilah pentingnya metode penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan menjadi sarana untuk melahirkan inovasi-inovasi baru dengan melahirkan produk- produk baru yang mampu menjawab setiap problema hidup manusia. Secara teoritis, van den Akker (1999) memberikan catatan perihal pentingnya metode penelitian pengembangan yaitu pendekatan penelitian terdahulu seperti eksperimen, survei, analisis korelasional belum mampu memberikan solusi terhadap berbagai masalah. Karena itu perlu sebuah metode penelitian yang mampu mengeksplorasi dan memanfaatkan potensi fenomena sosial sehingga mampu mengatasi kompleksitas permasalahan. Dengan demikian, prosedur penelitian pengembangan dapat menjadi alternatif terbaik dalam pencarian kebenaran ilmiah yang berdampak nyata bagi hidup manusia.
Konsep Penelitian dan Pengembangan
Dalam perkembangkan sejarahnya, metode penelitian dan pengembangan menjadi pendekatan yang berkembang pesat di Eropa pada tahun 1960-an terutama dalam bidang teknologi dan bisnis. Pada era ini, institusi atau perusahaan mengembangkan produk-produk inovasi untuk melayani masyarakat. Kemudian, pada tahun 1980 an, pendekatan ini dikembangkan oleh Borg dan Gall sebagai desain model penelitian dalam bidang pendidikan yang berorientasi pada produk yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan (Gustiani, 2019). Penelitian dan pengembangan dalam Bahasa Inggris diterjemahkan sebagai research and development (R & D) merupakan metode penelitian yang banyak diadopsi oleh dunia akademik dewasa ini untuk merancang dan menguji efektifitas produk. Metode ini bertujuan untuk menghasilkan produk melalui proses penemuan potensi masalah, mendesain dan mengembangkan suatu produk sebagai solusi terbaik. Dalam bidang pendidikan, metode penelitian dan pengembangan dapat digunakan untuk mengembangkan model kepemimpinan kepala sekolah, modul pelatihan guru, model kurikulum sekolah, model pendidikan karakter, modul pelatihan tenaga kependidikan, dan lain- lain.
Secara konseptual, metode penelitian dan pengembangan berasal dari dua kata yaitu penelitian dan pengembangan. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah dengan mengikuti aturan-aturan atau norma-norma penelitian yang sudah standar dan diakui secara universal. Sedangkan pengembangan merupakan suatu aktivitas pengembangan dengan penambahan, peningkatan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas dari suatu kegiatan atau objek yang menjadi kegiatan (Rabiah, 2015). Jadi, definisi kedua istilah penelitian dan pengembangan merupakan studi sistematis dalam proses desain, pengembangan, dam evaluasi dengan tujuan membangun dasar yang emipiris menciptakan produk dan alat non intruksional atau model dan non model yang telah ada maupun baru yang dikembangkan guna mendorong kegiatan pembelajaran maupun nonpembelajaran (Richey & Klein, 2007). Kemudian menurut Borg and Gall (1983), penelitian dan pengembangan adalah sebuah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk dan dalam proses pengembangan tersebut tidak hanya pengembangan sebuah produk yang sudah ada melainkan untuk menemukan pengetahuan atau jawaban atas permasalahan praktis.
Dalam konteks pendidikan, definisi diungkapkan oleh Purnama (2016). Menurutnya, penelitian dan pengembangan merupakan suatu jenis penelitian yang bertujuan menghasilkan produk untuk pembelajaran yang diawali dengan analisis kebutuhan, pengembangan produk, evaluasi produk, revisi, dan penyebaran produk (disseminasi). Lalu Jaedun (2010), mendefinisikan penelitian dan pengembangan sebagai kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan, menguji kemanfaatan dan efektivitas produk yang dikembangkan, baik produk teknologi, material, organisasi, metode, dan alat-alat. Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan merupakan suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan secara terencana, sistematis dan berdasarkan analisis masalah untuk mengembangkan suatu inovasi baru berupa produk atau model tepat guna bagi masyarakat yang dapat diuji dan efektif kelayakannya secara ilmiah.
Ciri-Ciri Penelitian dan Pengembangan
Metode penelitian dan pengembangan memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan penelitian terdahulu. Secara umum penelitian pengembangan memiliki ciri-ciri merancang dan mengembangkan produk, menguji coba produk, dan memvalidasi produk. Rancangan dan pengembangan produk didasarkan pada analisis kebutuhan, dengan menganalisis produk-produk terdahulu. Hasil analisis menjadi fondasi untuk menambah atau mengembangkan produk baru. Validasi produk dilakukan untuk menganalisis kelayakan produk, dan uji coba produk dilakukan untuk menganalisis efektifitas produk dalam menjawab kebutuhan masyarakat. Salah satu pakar yang mengembangkan konsep metode penelitian dan pengembangan bernama Borg and Gall menjelaskan empat ciri utama metode penelitian pengembangan ini (Okpatrioka, 2023; Torang Siregar, 2023), yaitu:
Pertama, adanya penyelidikan terhadap hasil penelitian berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan. Peneliti melakukan kajian atau penelitian pendahuluan (preliminary) untuk mengembangkan hasil penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan. Kedua, pengembangan produk berdasarkan temuan analisis masalah. Pengembangan produk berdasarkan hasil penelitian awal (pendahuluan). Ketiga, pengujian lapangan di lingkungan yang pada akhirnya akan digunakan. Pengujian lapangan dilakukan di lingkungan atau situasi yang paling realistis di mana produk akan digunakan. Keempat, ditinjau untuk mengatasi semua kekurangan yang diidentifikasi selama fase pengujian lapangan. Peneliti melakukan revisi untuk memperbaiki kelemahan yang ditemukan pada tahap uji lapangan. Dari empat ciri utama tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri penelitian pengembangan diawali dengan proses analisis terhadap produk terdahulu, pengembangan produk, uji lapangan, dan revisi. Keempat hal tersebut merupakan tahapan yang perlu dilakukan pada penelitian pengembangan.
Karakteristik Penelitian dan Pengembangan
Metode penelitian dan pengembangan memiliki karakteristik yang menjadi kekhasan utama metode ini. Karakteristik metode ini adalah pengembangan sebuah model atau produk ini diawali dengan suatu analisis terhadap masalah. Hasil analisis terhadap masalah dikembangkan sebuah produk inovasi. Produk atau model divalidasi oleh pakar dan diujicobakan untuk mendapatkan masukkan dari subjek penelitian.
Beberapa pendapat tentang karakteristik metode penelitian pengembangan ini. Salah satunya menurut Ainin (2013), yang menjelaskan empat karakteristik metode penelitian pengembangan, yaitu: Pertama, produk berbasis masalah. Produk yang dikembangkan tidak sembarang produk melainkan produk yang didesain sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Kedua, uji coba produk. Produk yang layak digunakan perlu dilakukan uji coba atau validasi untuk menentukan tingkat efektifitas produk tersebut. Uji coba produk dielaborasi dengan para ahli yang relevan, pengguna produk, dan uji lapangan. Ketiga, revisi uji coba. Peneliti mendapatkan masukan dari hasil uji coba dari berbagai pihak yang kompeten. Masukan dijadikan bahan revisi produk agar produk efektif dan layak digunakan. Keempat, penelitian pengembangan tidak menguji teori, melainkan mengembangkan teori berupa produk. Kelima, kebermanfaatan produk untuk perbaikan atau peningkatan kualitas pelayanan.
Dalam bidang pendidikan, pengembangan model atau produk memiliki karakteristik tertentu. Menurut Okpatrioka (2023); Santyasa (2009), ada empat karateristik penelitian pengembangan antara lain: Pertama, masalah yang dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan upaya inovatif atau penerapan teknologi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kedua, pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta media belajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi peserta didik. Ketiga, proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Keempat, proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas. Dari beberapa pendapat tersebut menunjukkan bahwa karakteristik penelitian pengembangan memiliki kesamaan. Letak persamaannya adalah bahwa penelitian pengembangan dimulai dari analisis masalah, pengembangan produk, validasi produk, uji coba produk dan revisi produk.
Latar Belakang dan Tujuan Penelitian Pengembangan
Setiap penelitian memiliki latar belakang dan tujuan. Aspek latar belakang penelitian merupakan alasan dilakukannya penelitian. Setiap penelitian harus ada alasannya. Alasan bersumber dari analisis masalah yang ditemukan. Analisis masalah sebagai temuan dari kesenjangan antara teori dengan fakta, kebijakan dengan pelaksanaan, apa yang seharusnya dengan kenyataannya. Dalam konteks pendidikan, ada beberapa latar belakang dilakukannya penelitian pengembangan. Salah satunya diungkapkan Borg & Gall (1983), bahwa latar belakang penelitian pengembangan didasarkan pada masalah untuk kemudian dikembangkan sebuah produk atau model untuk mengatasi masalah tersebut. Pendapat tersebut diperkuat Latief (2009), latar belakang penelitian pengembangan adalah adanya masalah tentang pengelolaan pembelajaran. Masalah didapatkan melalui pengamatan terhadap fenomena sosial di lingkungan pendidikan. Adapun tujuan dalam penelitian adalah hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah dengan mengembangkan sebuah inovasi baru. Dalam penelitian pengembangan, tujuan penelitian adalah menghasilkan model atau produk yang telah diuji coba dan divalidasi secara ilmiah. Ada dua pendapat pakar yang dapat dijelaskan untuk tujuan penelitian ini sebagai berikut.
Menurut Sumarni (2019), ada tiga tujuan penelitian pengembangan, yaitu: Pertama, menjembatani kesenjangan antara temuan- temuan yang terjadi dalam penelitian dengan praktek pendidikan. Kedua, menemukan, mengembangkan, dan memvalidasi suatu produk sehingga penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran secara efektif. Ketiga, menguji satu atau lebih teori yang mendasari lahirnya suatu produk. Pendapat lain diungkapkan Erfani (2019), menurutnya penelitian pengembangan memiliki tujuan, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan budaya masyarakat melalui invensi, prakarsa dan inovasi, menemukan potensi penerapan ilmu, tercapainya kebutuhan manusia, kesejahteraan dan kenyamanan, meningkatkan produktivitas aktivitas manusia, termasuk peningkatan pendapatan, peningkatan kemandirian, serta kemudahan dan percepatan penyelenggaraan urusan, meningkatkan daya saing. Dari kedua pendapat tersebut menunjukkan adanya kompleksitas tujuan penelitian pengembangan. Pada pendapat pertama lebih fokus pada tujuan pada proses dilakukannya penelitian pengembangan. Pada pendapat kedua menekankan pada dampak penelitian pengembangan tersebut bagi masyarakat. Kedua pendapat tersebut saling melengkapi dan menguatkan. Kesimpulannya adalah penelitian pengembangan bertujuan untuk melahirkan produk atau model melalui proses ilmiah yang berguna bagi kesejahteraan masyarakat.
Masalah dalam Penelitian Pengembangan
Menurut Sugiyono (2012), masalah dalam penelitian pengembangan merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Masalah penelitian pengembangan yang benar harus berisi dua aspek sebagai berikut (Latief, 2009), yaitu pertama, masalah yang akan dipecahkan. Kedua, spesifikasi produk yang akan dikembangkan seperti spesifikasi perangkat pembelajaran yang akan dihasilkan untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian, spesifikasi produk yang akan dikembangkan harus berdasarkan temuan masalah. Maka kegiatan studi pendahuluan merupakan ajang untuk mengamati fenomena sosial yang diteliti. Pada studi tersebut, peneliti perlu mengidentifikasi masalah secara teliti, seksama dan hati-hati. Akurasi dalam menganalisis dan mengidenfitikasikan masalah dapat menghasilkan produk yang tepat guna.
Pertanyaan dalam Penelitian Pengembangan
Pertanyaan penelitian pengembangan adalah pertanyaan khusus yang diajukan peneliti untuk mengetahui dan mengembangkan sesuatu yang menjadi fokus penelitian. Pertanyaan penelitian pengembangan dirumuskan berdasarkan pokok permasalahan dan tujuan pengembangan produk atau model yang ingin diteliti. Secara umum ada dua pertanyaan penelitian pengembangan yaitu, pertama, masalah yang ingin diselesaikan. Kedua, spesifikasi produk atau model yang ingin dikembangkan. Dalam konteks penelitian pendidikan, pertanyaan tentang masalah yang ingin dipecahkan misalnya masalah pelaksanaan supervisi akademik. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dikembangkan sebuah model atauproduk supervisi akademik, yang menjadi pertanyaan kedua.
Instrumen dalam Penelitian Pengembangan
Setiap penelitian harus memiliki instrumen. Instrumen merupakan sarana untuk mendapatkan data penelitian dalam menjawab pertanyaan penelitian. Dalam penelitian pengembangan, instrumen digunakan terutama dalam studi pendahuluan, pengembangan model atau produk dan uji coba model penelitian. Instrumen yang dapat digunakan pada setiap tahapan adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Secara spesifik dapat dilihat sebagai berikut. Pada tahap studi pendahuluan, peneliti dapat menggunakan instrumen berupa angket, wawancara, observasi, studi dokumentasi. Tahap pengembangan model, peneliti dapat menggunakan angket, wawancara Focus Group Discussion. Tahap uji coba model dapat menggunakan angket, wawancara, dan observasi (Prasetyo, 2012).
Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Pengembangan
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti dalam pengambilan data penelitian. Dalam penelitian pengembangan, peneliti dapat menggunakan teknik pengambilan data dengan pendekatan mixed methods (kombinasi). Dengan demikian, peneliti dapat menggunakan pendekatan kuantitatif sekaligus kualitatif agar hasil penelitian lebih lengkap dan komprehensif. Beberapa teknik pengumpulan data tersebut antara lain angket, wawancara, observasi, studi dokumentasi dan focus group discussion. Teknik angket dapat digunakan pada tahap studi pendahuluan untuk memperdalam temuan dari teknik wawancara atau observasi. Angket juga dapat digunakan pada tahap validasi model dan uji coba lapangan baik uji coba terbatas maupun uji coba secara luas. Untuk memperdalam permasalahan teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi dapat digunakan pada tahap awal sampai tahap akhir di setiap tahapan pengembangan. Adapun teknik focus group discussion dapat digunakan pada tahap uji coba lapangan sehingga memberikan umpan balik yang menarik untuk pengembangan model atau produk.
Teknik Analisa Data dalam Penelitian Pengembangan
Teknik analisa data merupakan tahapan penting dalam penelitian termasuk penelitian pengembangan. Penggunaan teknik analisa data sangat tergantung pada metode yang digunakan dalam penelitian. Pada penelitian pengembangan dengan pendekatan mixed method, teknik analisa data menggunakan teknik analisa data kuantitatif dan kualitatif. Pada teknik analisa data kuantitatif, data diolah dengan menggunakan data statistik. Peneliti memberikan deskriptif terhadap setiap data statistik sebagai hasil penelitian. Adapun pada teknik analisa data kualitatif, peneliti dapat menggunakan model- model analisa data kualitatif dari Miles & Huberman dan Spradley. Misalnya model analisa data dari Miles & Huberman meliputi: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pada penelitian pengembangan, penggunaan teknik analisa data kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan sangat penting. Kedua teknik analisis tersebut dapat saling melengkapi. Data yang dianalisis lebih lengkap dan komprehensif.
Kelebihan Penelitian Pengembangan
Model penelitian pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan metode penelitian yang lain. Model ini memiliki kelebihan karena memberikan solusi terhadap masalah yang terjadi saat ini. Solusi terhadap masalah yang ditawarkan model ini adalah produk atau model yang telah teruji secara ilmiah efektifitasnya untuk mengatasi masalah. Produk atau model telah diuji coba secara berkali-kali sehingga berkualitas tinggi.
REFERENSI
Agustina, R., & Vahlia, I. (2016). Pengembangan bahan ajar berbasis masalah pada mata kuliah Matematika Ekonomi Program Studi Pendidikan Matematika. Aksioma, 40(1), 285–292.
Borg, W. R., & Gall, M. D. (1983). Educational Research: An Introduction, 4th edition (4th editio). Longman Inc.
Erfani, H. (2019). Research and Development : One of the Needs of the World Today is Research and Development (Issue May). LAP Lambert Academic Publishing.
Gustiani, S. (2019). Research and Development (R&D) Method as a Model Design in Educational Research and its Alternatives. Holistics Journal, 11(2), 12–22.
Jaedun, A. (2010). Penelitian & pengembangan (Makalah Disampaikan Pada Pembekalan Calon Pengawas Berprestasi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, tanggal 13 Juli 2010). Puslit Dikdasmen Lemlit UNY, 1–29.
Jhon W. Creswell. (2009). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed- Methods Research Approaches. In SagePublications (3rd ed, Vol. 4, Issue 11). SAGE Publications, Inc. https://doi.org/10.1128/microbe.4.485.1
Kothari, C. R. (2004). Research methodology: methods & technique (Second Edi). New Age International (P) Ltd., Publishers.
Kraus, S., Breier, M., Lim, W. M., Dabić, M., Kumar, S., Kanbach, D., Mukherjee, D., Corvello, V., Piñeiro-Chousa, J., Liguori, E., Palacios-Marqués, D., Schiavone, F., Ferraris, A., Fernandes, C., & Ferreira, J. J. (2022). Literature reviews as independent studies: guidelines for academic practice. Review of Managerial Science, 16(8), 2577–2595.
https://doi.org/10.1007/s11846-022- 00588-8
Lame, G. (2019). Systematic literature reviews: An introduction. Proceedings of the International Conference on Engineering Design, ICED, 2019–Augus, 1633–1642.
https://doi.org/10.1017/dsi.2019.169 Latief, M. A. (2009). Penelitian Pengembangan
(R&D). Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, 1–12. https://amanahtp.wordpress.com/2011/12/ 02/penelitian-pengembangan-rd/
Mariam, N., & Nam, C.-W. (2019). The development of an ADDIE based instructional model for ELT in Early Childhood Education. Educational Technology International, 20(1), 25–55.
Maydiantoro, A. (2021). Model Penelitian Pengembangan. FKIP Universitas Lampung., 10.
Mulyatiningsih, E. (2011). Pengembangan model pembelajaran. UNY Press.
Okpatrioka (2023). Research And Development (R & D) Penelitian yang Inovatif dalam Pendidikan. Dharma Acariya Nusantara: Jurnal Pendidikan, Bahasa Dan Budaya, 1(1), 86–100.
Prasetyo, I. (2012). Teknik analisis data dalam research and development. PLS FIP Universitas Negeri Yogyakarta, 6, 11.
Purnama, S. (2016). Metode Penelitian Dan Pengembangan (Pengenalan Untuk Mengembangkan Produk Pembelajaran Bahasa Arab). LITERASI (Jurnal Ilmu Pendidikan),4(1),19.https://doi.org/10.21927/literasi.2013.4(1).19-32
Rabiah, S. (2015). Penggunaan Metode Research and Development dalam PenelitianBahasa Indonesia di Perguruan Tinggi (Makalah telah dipresentasikan dalam Seminar Nasional dan Launching Asosiasi Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia (ADOBSI) yang diselenggarakan oleh Asosiasi Dos. April 2015, 1–7. https://doi.org/10.31227/osf.io/bzfsj
Richey, R. C., & Klein, J. D. (2007). Desain and development research. In Lane Akers (Ed.), Routledge Taylor & Franscis Group (Vol. 5, Issue 1). Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
Santyasa, I. W. (2009). Metode Penelitian Pengembangan & Teori Pengembangan Modul (Makalah Disajikan dalam Pelatihan Bagi Para Guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK Tanggal 12-14 Januari 2009, Di Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung).
Singh, Y. K. (2016). Fundamental of research methodologu and statistics. In New Age International (P) Ltd., Publishers (Vol. 5, Issue 1). Age International (P) Ltd., Publishers.
Sugiyono (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&d (16th ed.). Alfabeta.
Sumarni, S. (2019). Model penelitian pengembangan (Research and Development/ R&D). Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Thiagarajan, S., Semmel, D. G., & Semmel, M. I. (1974). Instructional development for training teachers of exceptional children: A sourcebook. Journal of School Psychology, 14(1), 75.
https://doi.org/10.1016/0022- 4405(76)90066-2
Torang Siregar (2023). Stages of Research and Development Model Research and Development (R&D). DIROSAT: Journal of Education, Social Sciences & Humanities, 1(4), 142–158. https://doi.org/10.58355/dirosat.v1i4.48
https://doi.org/10.14746/strp.2015.40.1.28 Ainin, M. (2013). Penelitian pengembangan dalam bahasa Arab. Jurnal Bahasa Dan Sastra, 7(2), 96–110.
https://ejournal.iainmadura.ac.id/index.ph p/okara/article/view/449/435