Belajaraktif.com – Pendidikan Islam adalah usaha mengembangkan fitrah manusia dengan ajaran Islam,
agar terwujud atau tercapai kehidupan manusia yang makmur dan bahagia. Usaha mengembangkan merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan dalam pendidikan Islam. Fitrah manusia merupakan obyek yang harus dikembangkan dalam pendidikan Islam. Ajaran agama Islam merupakan ilmu dan nilai yang hendak ditransformasikan dan diharapkan bisa berkarakter dalam perkembangan fitrah manusia (Iman Bawabi dan Isa Anshori, 1999 : 76)
Permasalahan yang nyata di era sekarang ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah banyak mempengaruhi peradaban manusia dan lingkungannya. Tidak disadari semakin berjalannya waktu manusia dituntut untuk dapat memiliki banyak kemampuan secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik untuk dapat menyesuaikannya. Proses pendidikan dan pengajaran senantiasa membantu manusia dalam mengembangkan potensi-potensinya untuk lebih banyak dan belajar terus dalam arti seluas mungkin, untuk dapat mengembangkan pendidikan dan pengajaran.Tidak bisa dipungkiri saat ini seiring dengan kemajuan teknologi (media elektronik) yang begitu pesat, membuat sebagian / kebanyakan dari penggunanya termasuk peserta didik sudah bisa memanfaatkan teknologi seperti halnya dengan televisi, hand phone (HP) dengan berbagai aplikasinya yang bisa digunakan dengan mudah. Itu semua bisa memberikan dampak yang sangat besar bagi pembentukan akhlaq penggunanya, bisa memberikan dampak yang positif dan dampak negatif kepada penggunanya.
Secara umum Manajemen diartikan proses mengatur dan mengelola suatu obyek baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang dilakukan secara sadar, terencana dan sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada 4 (empat) hal yang tidak boleh ditinggalkan dalam melihat manajemen yaitu ; (1) Pekerjaan atau tugasnya harus jelas : Mengatur/mengelola (2) Sasarannya atau obyek harus jelas (fisik non fisik) (3) Prosesnya : dilakukan secara sadar, terencana dan sistematis (4) Targetnya : mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Manajemen harus mampu menghasilkan sesuatu yang buruk menjadi baik, sesuatu yang tidak mampu menjadi mampu (berdaya), seseorang yang belum tahu atau paham menjadi tahu dan paham, sesuatu yang kurang menjadi lengkap/sempurna, intinya semua yang menjadi kewenangan harus menajdi indah, bermanfaat untuk semua. Hal ini sesuai firman Allah ﷻ dalam surah Ali Imran ayat 14 “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yng banyak berjenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi lain Allah lah tempat kembali yang baik (surga).
Dalam menjalankan menejemen atau pengelolaan harus mampu memilih atau mendelegasikan kepada orang yang tepat dalam artian kemampuan dna ketrampilannya. Salah satu indikasi keberhasilan seseorang dalam menjalankan manajerial terletak bagaimana memilih dan mempercayai orang lain. Jika sesuatu diserahkan tidak kepada orang yang tepat maka akan rusak suatu urusan. Seperti dalam sebuah hadis “ Apabila suatu amanah disia-siakan, maka tunggulah saat-saat kehancuran. (Abu Hurairah) bertanya: Bagaimana meletakan amanah itu ya Rasulallh ? Beliau menjawab “ Apabila suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya”. (HR. Bukhari).
Berdasarkan asumsi dan dalil tersebut di atas, maka dapat dirinci, persyaratan seorang manajer sekurang kurangnya memiliki kemampuan sebagai berikut:
- Memiliki kemampuan dan ketrampilan mengetahui karakter orang lain.
- Memiliki kemampuan dan ketrampilan menyusun perencanaan yang tepat.
- Memiliki kemampuan dan ketrampilan mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan
(problem) - Memiliki kemampuan dan ketrampilan melakukan prediksi perkiraan perkembangan masa
mendatang
Manajemen adalah sebagai ilmu (sciences) dan juga bisa sebagai seni (art), artinya manajemen dalam pelaksanaanya harus selalu memperhatikan situasi dan kondisi yang sesuai dengan tujuan yang ditentukan. Oleh sebab itu manajemen memiliki berbagai macam fungsi yang harus dipahami secara utuh dan konprehensif.
- Fungsi manajemen menurut Henry Fayol. Ada lima fungsi manajemen yaitu Planning,
Organizing, Commanding, Coordinating dan Controling yang bias disebut (POCCC). - Fungsi Manajemen menurut George Terry. Ada empat fungsi manajemen yaitu Planning,
Organizing, actuating, controlling yang biasa disebut (POAC). - Fungsi manajemen menurut F. Stoner. Ada empat fungsi manajemen yaitu Planning,
Organizing, Leading dan Controlling yang biasa disebut (POLC) - Fungsi Manajemen menurut Luther M Gullick. Ada delapan fungsi manajemen yaitu
Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, Budgetting,
Controlling, atau biasa disebut (POSDCORBC).
Manajemen pendidikan Islam adalah proses mengelola atau mengatur pendidikan Islam. Obyek atau ruanglingkup Pendidikan Islam sangat luas, karena mencakup pendidikan isalm formal (lembaag pendidikan), pendidikan Islam informas (pendidikan keluarga) dan pendidikan Islam non formal (pondok pesanten dan majelis ta’lim). Disinilah titik perbedaan yang sangat fundamental dan urgensial antara manajemen pendidikan dengan manajemen pendidikan Islam. Perbedaan ini mengharuskan para manajer mamiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk secara utuh dan komprehensif agar bisa mengimplementasikan nilai-nilai dan proses manajemen ke dalam pendidikan islam.
Menurut HM. Arifin (1994:13-17) dalam buku Ilmu Pendidikan Islam : Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Bumi Aksara Jakart menjelaskan bahwa Pendidikan Islam adalah proses pendidikan yang bersumber nilai nilai agama Islam yang memiliki tujuan menanamkan atau membentuk sikap hidup, mengembangkan kemampuan berilmu pengetahuan sejalan dengan nilai nilai Islam yang melandasi untuk mengembangkan kehidupan anak didik ke arah kedewasaan/ kematangan yang menguntungkan dirinya yang dilakukan dengan langkah langkah yang dapat dipertangung jawabkan secara ilmiah pedagogis.
Manajemen Pendidikan Islam (MPI) adalah proses merencanakan, melaksanakan,
mngorganisaiskan dan mengevalausi konsep (teori) yang dilaksanakan untuk mengembangkan
mutu lembaga pendidikan Islam. MPI sekurang kurangnya memiliki beberapa cara sebagai
berikut:
- Memiliki epistemologi yang terdiri dari wahyu-Akal/Rasional- Realitas. Pengelolalan
lembaga pendidikan Islam harus berdasakan kekuatan wahyu (alqur’an hadis) yang
dipahami dengan akal pikiran yang bersifat kontekstual (disesuaikan dengan dinamika
perkembangan IPTEK). - Memiliki misi keilmuana dan misi dakwah. Lembaga pendidikan Islam tidak cukup hanay
melaksanakan misi ilmu pengetahuan saja (mewujudkan pengetahuan, kepribadian dan
ketrampilan) melainkan harus menjalankan upaya untuk memahamkan Islam kepada
sesama umat Islam dan umat non muslim. Hakekat dakwah adalah memebri pemahaman
agar tidak salah paham terhadap Islam sebagai agama yang benar benar menebarkan kasih
sayang untuk semua umat manusia. - Obyek dari MPI meliputi: Sumberdaya manusia, Sumberdaya material dan sumber daya
spiritual. - Orientasi dilakukan dalam dua dimensi : Dunia-Akherat, Bekerja-beribadah, Gaji Pahala.
Setiap pengelola lembaga pendidikan Islam harus mampu mengintegrasikan dua dimensi
secara sinergis dna integratif.