Belajaraktif.com- Puisi atau guritan adalah salah satu jenis jenis sastra yang gaya bahasanya sangat ditentukan oleh irama, rima serta penyusunan larik dan bait. Penulisan puisi dilakukan dengan bahasa yang cermat dan pilihan kata yang tepat, sehingga meningkatkan kesadaran orang akan pengalaman dan memberikan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan pemaknaan khusus. Puisi mengandung seluruh unsur sastra di dalam penulisannya. Perkembangan dan perubahan bentuk dan isi pada puisi selalu mengikuti perkembangan selera, perubahan konsep estetika dan kemajuan intelektual manusia. Puisi mampu membuat ekspresi dari pemikiran yang mempengaruhi perasaan dan meningkatkan imajinasi panca indra dalam susunan yang berirama. Penyampaian puisi dilakukan dengan bahasa yang memiliki makna mendalam dan menarik. Isi di dalam puisi merupakan catatan dan perwakilan dari pengalaman penting yang dialami oleh manusia.1

Berikut Puisi yang ditulis Oleh: Rahmad Fauzi Lubis2

Sejak kecil kau bimbing langkahku, 
Dengan kasih sayang yang tulus mengalir. 
Kau ajarkan arti hidup yang padu, 
Dalam setiap nasihat, harapan berkilir. 

Di tengah kesibukan, senyummu bersinar, 
Menghapus kesedihan, menambah semangat.
Ibu, engkaulah pelita yang takkan pudar, 
Menghadirkan cinta di setiap saat.
 

Dalam setiap doamu, ku temukan kekuatan, 
Menghadapi dunia dengan penuh keyakinan. 
Kasihmu selamanya jadi kenangan, 
Ibu, kau inspirasiku, tanpa batasan. 

Dalam pelukanmu, ku temukan damai, 
Sejuk kasih sayang, tiada terhingga. 
Kau ajarkan arti cinta yang nyata, 
Dengan sabar menuntun langkah kita.
 

Suara lembutmu, irama di hati, 
Mendengar cerita di malam sepi. 
Kau jadi bintang yang takkan mati, 
Cahaya pemandu, penuntun diri.
 

Ibu, kau pejuang tanpa tanda jasa, 
Menghadapi dunia dengan senyuman. 
Setiap pengorbanan takkan sirna, 
Cintamu abadi, selamanya di sanubari. 

Kau laksana embun di pagi hari, 
Menyegarkan jiwa, memberi harapan. 
Dalam pelukanmu, tak pernah sepi, 
Senyummu manis, hiasan kehidupan.
 

Ketika badai datang menghempas, 
Kau jadi perisai, tak kenal lelah. 
Setiap pengorbanan, tiada terbatas, 
Kasihmu abadi, selamanya membekas. 

Ibu, kau cahaya di jalan gelap, 
Penuh cinta dan pengertian. 
Di setiap detik, kuukir harap, 
Menghadirkan bahagia dalam kehidupan.
 

Di dapur harum, tercium masakan,
Tanganmu lembut, penuh kasih sayang.
Setiap nasihat, jadi pegangan,
Mengajarkan hidup, dalam terang.

Saat dunia terasa berat,
Kau hadirkan senyuman yang tulus.
Dalam pelukanmu, rasa aman lekat,
Ibu, kau cahaya, tiada ternulus.

Setiap langkahmu, jejak yang berharga,
Kau guru terbaik, takkan terlupa.
Di hatiku selamanya kau ada,
Cinta abadi, kasih yang sempurna.

Di balik senyummu, ada cerita,
Langkahmu lelah, tapi tak pernah henti.
Kasihmu tulus, tiada tara,
Menuntun hidup, memberi arti.

Saat malam tiba, kau jaga mimpi,
Menghapus air mata, mendengar keluh.
Setiap pelukan, hangat membara,
Menjadi pelindung, cahaya dalam gelap.

Ibu, kau bagaikan matahari,
Pancaran cinta, hangatkan jiwa.
Dalam setiap detik, ku syukuri,
Kau adalah segala, tiada dua.

Ibu bagaikan bintang di langit,
Sinarmu hangat, memberi harapan.
Kasihmu abadi, takkan tergantikan,
Dalam setiap langkah, kau jadi panduan.

Selalu sabar, tak pernah jemu,
Menuntun kami hingga dewasa.
Di hati kami, namamu terukir,
Ibu, sumber cinta yang takkan pudar.


  1. https://id.wikipedia.org/wiki/Puisi ↩︎
  2. Beliau adalah seorang Da’i Muda yang memiliki talenta berbakat dalam Ilmu Agama, sebagai Penggiat Media Sosial dengan sebutan Ustadz Seribu YouTube (USY), serta beliau juga sebagai Dosen tetap IAI Diniyyah Pekanbaru pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan ↩︎

By Syamsul Rizal

Dosen Tetap IAI Diniyyah Pekanbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *