Belajaraktif.com – Kurikulum merupakan seperangkat atau suatu sistem rencana dan pengaturan mengenai bahan pembelajaran yang dapat dipedomani dalam aktivitas belajar mengajar. Intinya kurikulum adalah rencana pembelajaran.
Pengertian Kurikulum
Makna kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani, Curere, yang berarti jumlah waktu yang harus dilalui pelari dari start hingga finish. ini kemudian digunakan dalam pendidikan. Kurikulum sering disebut dengan istilah “istilahal-manhaj” dalam bahasa Arab, yang berarti jalan yang terang yang dilalui manusia dalam bidang kehidupannya. Oleh karena itu, menurut Muhaimin, kurikulum jika dihubungkan pada pendidikan berarti jalan terang yang lewati oleh pendidik dengan peserta didik untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, sikap, keterampilan dan nilai-nilai.1
Sedangkan Secara terminologi, definisi kurikulum sebagaimana dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu:
- Menurut Crow kurikulum merupakan sebuah rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang telah disusun secara sistematik guna menyelesaikan suatu program dalam upaya meraih gelar atau memperoleh ijazah.
- Menurut Arifin kurikulum merupakan seluruh bahan pelajaran yang harus disiapkan dan disajikan dalam proses kependidikan dalam suatu sistem institusional Pendidikan.
- Menurut Syaodih kurikulum merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan yang digunakan dalam berlangsungnya proses kegiatan belajarmengajar.2
Kurikulum berfungsi sebagai dasar untuk belajar dan mengajar di institusi pendidikan. Kurikulum sangat berperan dalam keberhasilan pendidikan dan pencapaian tujuan pendidikan.3 Kurikulum adalah platform yang digunakan oleh pendidik atau guru untuk membimbing siswa ke tujuan akademik melalui pengumpulan berbagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental.4
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan. Kurikulum ini berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik selama satu jenjang pendidikan. Penyusunan kurikulum ini disesuaikan dengan keadaan, kemampuan setiap jenjang pendidikan, serta kebutuhan lapangan kerja. Durasi kurikulum biasanya
disesuaikan dengan pekerjaan. Kurikulum ini memiliki kemampuan untuk mengarahkan pendidikan ke arah dan tujuan kegiatan pembelajaran secara keseluruhan.5
Pengertian Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum Pendidikan Islam juga dapat didefinisikan sebagai materi pendidikan Islam yang terdiri dari kegiatan, pengetahuan, dan pengalaman yang dengan sengaja diberikan kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam. Tujuan kurikulum ini adalah untuk menanamkan kepercayaan dalam pikiran dan hati generasi muda, memperbaiki akhlak, dan membangkitkan jiwa rohani.6
Kurikulum Pendidikan Islam memiliki tujuan yang berbeda dan lebih khusus, yaitu sebagai instrumen untuk mendidik dan membina generasi muda dengan baik dan memotivasi mereka untuk membuka dan mengembangkan bakat, minat, kekuatan, dan keterampilan mereka. Ini juga membantu mereka mempersiapkan mereka untuk menjalankan peran mereka sebagai khalifah di dunia ini. Dengan kata lain, tujuan dari kurikulum pendidikan Islam adalah untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Hal itu bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan wawasan intelektual serta keseimbangan iman, spiritualitas, moralitas, dan akhlak mulia bagi peserta didik.7
Penerapan Kurikulum Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk membentuk karakter siswa membentuk manusia yang berakhlaku karimah dalam kaitannya dengan hal yang sebenarnya diciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna.Berbicara kurikulum pendidikan Islam, kurikulum PAI secara luas berisi materi yang ditujukan untuk memberikan pendikan seumur hidup bagi generasi muda. Tujuan kurikulum ini adalah untuk membantu siswa meningkatkan iman dan ketaatan mereka kepada Allah SWT dengan menghadirkan akhlakul karimah. Penerapan Kurikulum Penddikan Agama Islam adalah bagian dari pendidikan agama dan berfungsi sebagai instrumen untuk mencapai tujuan. Artinya, kurikulum harus singkron dengan capaian pendidikan Islam dan sesuai jenjang pada setiap usia, peningkata mental, dan kemampuan dan kemauan belajar anak.8
Namun, menurut tokoh Psikologi Agama Zakiah Darajat, pendidikan agama Islam adalah cara untuk membina siswa agar mereka bisa memahami dan menemukan ajaran Islam secara menyeluruh (Kaffah) dan akhirnya dapat mencapai kemampuan mereka sendiri menjadikan agama Islam sebagai cara hidup. Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dari generasi tua untuk memberikan pengalaman, pengetahuan, keterampilan, dan pengetahuan kepada generasi muda sehingga mereka dapat bertaqwa kepada Allah yang maha kuasa di masa depan. Menurut”Pasal 2 Ayat 1 dari Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk membentuk orang Indonesia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan antar umat beragama.9
Karakteristik Kurikulum Pendidikan Islam
- Kurikulum harus sejalan dengan fitrah manusia. Karena salah satu fungsi pendidikan itu adalah untuk menjungjung tinggi fitrah agar fitrah anak tetap “salimah”.
- Tujuan akhir dari pendidikan Islam, yaitu mewujudkan manusia berkepribadian muslim, harus menjadi fokus dari kurikulum.
- Pengetahuan dan pengkhususan kurikulum harus mempertimbangkan perkembangan setiap siswa berdasarkan usia, lingkungan, kebutuhan, jenis kelamin, dan lain-lain.
- Penyusunan kurikulum harus mempertimbangkan keinginan individu selain keinginan umat Islam secara keseluruhan. Kurikulum pendidikan Islam harus fokus pada ilmu yang diperlukan.
- Struktur dan organisasi kurikulum harus mengarah pada pola hidup Islami dan tidak menimbulkan pertentangan.
- Kurikulum pendidikan Islam sealistik, artinya dapat diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi, serta di luar batas kemungkinan dalam lingkungannya.
- Kurikulum pendidikan Islam adalah komprehensif, sehingga mencakup semua aspek pertumbuhan fisik, mental, dan rohani.
- Kurikulum pendidikan Islam didasarkan pada prinsip kontinuitas, yang berarti bahwa masing-masing komponennya berkesinambungan satu sama lain baik secara horizontal maupun vertical.10
Menurut seorang cendikiawan muslim Azyumardi Azra, Pendidikan Islam memiliki tujuh (tujuh) karakteristik. Pertama adalah penguasaan ilmu pengetahuan, yang berasal dari ajaran Islam yang mewajibkan umat Islam untuk belajar. Kedua adalah pengembangan ilmu pengetahuan sebagai kewajiban untuk memberi tahu orang lain. Ketiga adalah penekanan pada nilai-nilai moral dalam penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Keempat, hanya dengan mengembangkan dan menguasai ilmu kita bisa mengabdi kepada Allah dan untuk kepentingan bersama. Kelima, penyesuaian dengan jenjang usia, kemampuan, bakat, dan perkembangan siswa. Keenam, pengembangan kepribadian yang berhubungan dengan nilai-nilai dan sistem pengajaran Islam dengan memotivasi siswa untuk mencapai tujuan Islam. Ketujuh, penekanan pada amal saleh dan tanggung jawab dengan mendorong mereka untuk menggunakan pengetahuan mereka untuk membantu diri mereka sendiri, keluarga mereka, dan masyarakat pada umumnya.11
Setiap mata pelajaran memiliki Karakteristik unik yang membedakannya dari mata pelajaran lain. Beberapa Karakteristik yang membedakan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut:
- Secara umum, pendidikan agama Islam adalah bidang yang terdiri dari ajaran-ajaran dasar agama Islam, yang ditemukan dalam kitab al-Quran dan al-Hadits. Untuk kepentingan pendidikan, materi pendidikan agama Islam dikembangkan melalui proses ijtihad.
- Kerangka dasar pendidikan Islam terdiri dari tiga prinsip dasar: akidah, syariah, dan akhlak. Akidah menyampaikan konsep iman, syariah menyampaikan konsep islam, dan akhlak menyampaikan konsep ihsan. Dari ketiga prinsip dasar ini muncul berbagai jenis studi Islam, termasuk studi
tentang seni dan budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi. - Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tidak hanya mengajarkan siswa berbagai ajaran Islam, tetapi yang paling penting adalah bagaimana siswa dapat mengamalkan ajaran-ajaran itu dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran ini menekankan keharmonisan dan integrasi antara domain afektif, psikomotorik, dan kognitif.
- Semua mata pelajaran dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam harus sejalan dan sejalan dengan tujuan mata pelajaran tersebut, yaitu untuk membentuk siswa yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, memiliki pemahaman yang luas tentang Islam dan berakhlakul karimah.
- Pendidikan akhlak adalah inti dari Pendidikan Agama Islam di sekolah umum dan sekolah agama karena tujuan utama mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah membuat siswa memiliki akhlak mulia. Tujuan sebenarnya dari pendidikan adalah untuk mencapai akhlak yang karimah (mulia). Untuk mencapai tujuan ini, setiap mata pelajaran atau bidang studi yang diajarkan
kepada siswa harus mencakup materi pendidikan moral, dan setiap guru harus memperhatikan tingkah laku atau moralitas siswa mereka.12
Dengan mempertimbangkan beberapa karakteristik pendidikan di atas, pendidikan Islam menunjukkan dengan jelas bahwa ia lebih baik daripada pendidikan lainnya. Karena pendidikan Islam terkait langsung dengan nilai-nilai dan ajaran Islam yang mengatur semua aspek kehidupan, jelas bahwa pendidikan Islam tidak mengabaikan kemajuan yang terjadi di masyarakat, seperti kemajuan sains dan teknologi. Sebaliknya, pendidikan Islam tidak larut dalam kemajuan yang bertentangan dengan syariat Islam.
Tujuan Pendidikan Islam
Secara terminologis, tujuan dapat didefinisikan sebagai arah, haluan, jurusan, atau maksud dari sebuah rencana. Tujuan pendidikan Islam adalah tujuan yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan pendidikan Islam. Tujuan, dalam pandangan Zakiah Darajat, adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah usaha atau kegiatan selesai. Oleh karena itu, tujuan pendidikan Islam adalah tujuan yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan pendidikan Islam.13
Tujuan utama pendidikan Islam adalah menanamkan taqwa dan akhlak serta menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang berpribadi dan berbudi luhur menurut ajaran Islam. Tujuan ini ditetapkan berdasarkan pengertian bahwa: Pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mendidik, mengasuh, dan
mengawasi pelaksanaan semua ajaran Islam.Tujuan pendidikan agama Islam didasarkan pada sistem nilai khusus yang berasal dari Al-Qur’an dan Hadits, yaitu keyakinan kepada Tuhan, kepatuhan, dan penyerahan diri kepada segala perintah-Nya, seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم.
Dalam studinya tentang pendidikan Islam, M. Athiyah al-Abasyri menemukan lima tujuan utama untuk pendidikan Islam:
- Meningkatkan akhlak yang baik.
- Menyediakan siswa untuk kedua kehidupan di dunia dan di akhirat.
- Menanamkan scientific spirit dalam materi ajar, memuaskan keingintahuan hal-hal yang tidak diketahui.
- Menyediakan siswa sisi profesional dan cara agar mereka dapat menguasai dan memahami bidang profesional.
- Siapkan siswa untuk mencari rezeki dan mempertahankan aspek keuntungan.14
Namun, tujuan dari pendidikan agama Islam di sekolah atau madrasah adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan dengan memberikan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, dan pengalaman kepada siswa tentang agama Islam. Tujuannya adalah agar siswa menjadi muslim yang terus berkembang dalam iman, ketakwaannya, kebangsaan, dan kenegaraannya, dan memiliki kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan mereka.
Pembelajaran PAI adalah upaya untuk mengatur lingkungan belajar untuk membantu siswa belajar menggunakan hukum agama Islam untuk membangun kepribadian utama mereka.
Muhaimin menggarisbawahi beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, antara lain: Pendidikan agama Islam didefinisikan sebagai usaha sadar, yaitu bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan yang dilakukan secara sistematis dan sadar untuk mencapai tujuan tertentu.
Guru atau pendidik pendidikan agama Islam membimbing, mengajar, dan/atau melatih siswa untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman mereka tentang ajaran agama Islam. Mereka secara sadar melaksanakan kegiatan bimbingan, dan latihan bagi siswa mereka untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam.
emudian berbicara tentang nilai, yang berkontribusi pada semua aspek kehidupan seseorang. Nilai adalah inti dari semua aktivitas seseorang, bahkan jika nilai itu sendiri yang menentukan orientasi dan dasar dari aktivitas tersebut. Nilai menentukan setiap aktivitas karena tidak ada perbedaan antara nilai dan aktivitas ini. Oleh karena itu, kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa nilai sebagai dasar dan arah sebuah aktivitas sangat menentukan apakah itu bermakna atau tidak.
Akhlak dalam Pendidikan Islam
Secara bahasa kata akhlak berasal dari bahasa Arab “Khuluq” yang jamaknya akhlak. Menurut bahasa, akhlak diartikan perangei, tabiat, dan agama.”Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan”Khalq yang berarti yang “kejadian”, serta hubungannya dengan kata Khaliq berarti “Pencipta” dan makhluq yang berarti “yang diciptakan”.15
Hingga saat ini, diakui bahwa akhlak adalah salah satu kekayaan intelektual muslim yang sangat penting. Secara historis dan teologis, akhlak berfungsi sebagai pengendali dan pedoman bagi upaya umat Islam untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Mungkin tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa tujuan utama dari kerasulan Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah untuk memperbaiki akhlak yang mulia. Dalam sejarah, faktor-faktor lain yang mendukung dakwahnya berhasil karena akhlaknya yang mulia. Allah sendiri memuji akhlak mulia Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dalam firman-Nya dan menggambarkannya sebagai uswah hasanah.16Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ”akhlak diartikan sebagai budi pekerti, watak,”tabiat.17
Raghib Al-Isfahani menafsirkan “Khuluq” sebagai satu kata dari kata “akhlaq“. Kata “khuluq” digunakan satu kali untuk menggambarkan keahlian yang telah diketahui secara logika atau kemampuan ghariz, bahkan digunakan juga untuk menggambarkan keadaan yang mendorong lahirnya suatu perilaku. Raghib al-Isfahani menggunakan istilah ini untuk menggambarkan berbagai upaya manusia untuk melatih kemampuankemampuan tersebut melalui pembiasaan. Selain itu, kata ini digunakan untuk menggambarkan keadaan dalam jiwa seseorang yang menyebabkan tindakan spontan.18
Mengenai tentang akhlak, ulama terkemuka mengatakan, antara lain sebagai berikut:
- Menurut Ibnu Maskawaih (941-1030 M): Akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Keadaan ini terbagi dua, ada yang berasal dari tabiat aslinya ada pula yang diperoleh dari kebiasaan yang berulang-ulang. Ada kemungkinan bahwa tindakan itu pertama kali dilakukan melalui pikiran dan pertimbangan, dan kemudian dilakukan secara konsisten, menjadi bakat dan akhlak.19
- Iman Al-Ghazali (1055-1111) dalam buku yagn feomenal Ihya Ulumuddin beliau menyatakan: Akhlak adalah daya kekuatan (sifat) yang tertanam dalam jiwa yang mendorong perbuatan-perbuatan yang spontan tanpa memerlukan pertimbangan pikiran. Oleh karena itu, akhlak didefinisikan sebagai sikap yang melekat pada seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku dan perbuatan mereka.
- Muhyiddin Ibnu Arabi (1165-1240 M): Akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorong manusia untuk berbuat tanpa melalui pertimbangan dan pikiran terlebih dahulu. Seseorang mungkin mengalami kondisi ini sebagai kebiasaan karena latihan dan perjuangan.20
- Syekh Makarim Asy-Syirazi juga mengomentari: Akhlak adalah sekumpulan keutamaan maknawi dan tabiat batini manusia.21
- Al-Faidh Al-Kasyani (w. 1091 H): Akhlak adalah ungkapan untuk menunjukkan keadaan yang mandiri dalam jiwa, yang dirinya muncul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa didahului perenungan dan pemikiran.
Oleh karena itu, kata “khuluq” berarti kondisi jiwa yang ditunjukkan oleh kemampuan, dan juga berarti segala capaian usaha manusia untuk mencapai keadaan diri ini dalam bentuk perbuatan baik dan bijak yang spontan.
Selain itu, istilah “akhlak”dapat didefinisikan sebagai tindakan yang telah menjadi kebiasaan dan dibuat secara sengaja oleh manusia. Al-Qur’an menyebut akhlak secara khusus. Dalam firman Allah SWT, kata “khulq” merujuk pada pemberian yang diberikan kepada Muhammad صلى الله عليه وسلم sebagai cara untuk menunjuknya sebagai Rasul Allah, seperti yang dinyatakan dalam Al-Qur’anul karim dalam Surat al-Qolam ayat 4.
Daftar Rujukan:
- Evaluasi Kurikulum, Education and Learning Journal 1 2, no. 2 (2020): 113–23. ↩︎
- Muhammad Muttaqin, “Konsep Kurikulum Pendidikan Islam,” TAUJIH: Jurnal Pendidikan Islam
3, no. 1 (2021): 1–16, dikutip dari https://doi.org/10.53649/taujih.v3i1.88.
6 Muhammad Hatim, “Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Sekolah ↩︎ - Muhammad Hatim, “Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Umum,” EL-HIKMAH: Jurnal
Kajian Dan Penelitian Pendidikan Islam 12, no. 2 (2018): 140–63, dikutip dari https://doi.org/10.20414/elhikmah.v12i2.265. ↩︎ - Rita Yulia Anggraini et al., “Perencanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam,” Khatulistiwa:
Jurnal Pendidikan Dan Sosial Humaniora 2, no. 4 (2022): 01–08, dikutip dari
https://doi.org/10.55606/khatulistiwa.v2i4.694. ↩︎ - Angel Pratycia et al., “Jurnal Pendidikan Sains Dan Komputer Analisi Perbedaan Kurikulum 2013
Dengan Kurikulum Merdeka Jurnal Pendidikan Sains Dan Komputer” 3, no. 1 (2023): 58–64 ↩︎ - Y Yunita and A. Bakar, Implementasi Kurikulum PAI Dalam Pusaran Metodologi Pembelajaran
Nilai-Nilai Akhlak, Prosiding Seminar Nasional Hasil, 2021, 27–31,
http://www.ejournal.uniks.ac.id/index.php/ProsidingUniks/article/view/1897%0Ahttp://www.ejourna
l.uniks.ac.id/index.php/ProsidingUniks/article/download/1897/1507. ↩︎ - Muhammad Muttaqin, “Konsep Kurikulum Pendidikan Islam.” ↩︎
- Yunita and Bakar, Implementasi Kurikulum PAI Dalam Pusaran Metodologi Pembelajaran Nilai-
Nilai Akhlak. ↩︎ - ibid ↩︎
- Muhammad Muttaqin, “Konsep Kurikulum Pendidikan Islam.” ↩︎
- Azyumardi Azra, 1991, Esai-Esai Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, Jakarta: PT. LOGOS
Wacana Ilmu ↩︎ - Ishak Ishak, 2021, “Karakteristik Pendidikan Agama Islam,” Fitua: Jurnal Studi Islam 2, no. 2:
167–78. ↩︎ - Ramayulis, 2006, Ilmu Pendidikan Islam, cet. Ke-5 (Jakarta: Kalam Mulia), hlm. 133 ↩︎
- Hasanuddin et al., “Hakikat Dan Tujuan Pendidikan Islam,” Bacaka: Jurnal Pendidikan Agama
Islam 2, no. 2 (2022): 204, ↩︎ - Ibn Al-Atsir, An- Nahayah fi Gharib Al–Atsar, (Beirut: AlMaktabah Almiyyah, 1979), jilid II, hlm.
144, Ilmu Menzbut, Lisan Al-Arab, Beirut Dar Shadir, t.th., Jilid x, hlm. 5. ↩︎ - Normina, “Peranan Akhlak Dalam Dunia Pendidikan Islam,” An-Nahdhah, , No. 23, V (2019):
131–58, ↩︎ - Ibnu Al-Jaizi, Zad al-Masir, (Beirut: Al Maktah Al-Islamy, 1404), Jilid VIII, h. 328. ↩︎
- Ibn Mansur. Lisan al-„Arab dalam Amril. 2015, Akhlak Tasawuf Meretas Jalan Menuju Akhlak
Mulia. Bandung : PT.Refika Aditama ↩︎ - Nurholis Majid, Landasan Filosofis Pendidikan Akhlak Al-Ghazali Dan Ibnu Miskawaih, Fakta:
Jurnal Pendidikan Agama Islam 2, no. 1 (2022): 1, https://doi.org/10.28944/fakta.v2i1.697 ↩︎ - Damanhuri, Akhlak Perspektif Tasawuf Syeikh Abdurrauf As-Singkili (Jakarta: Lectura Press,
2004), 28-29 ↩︎ - Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, 14 ↩︎
Hyperspace.ai – best ai photo editor app
Hyperspace.ai – best ai all in one app
Hyperspace.ai – best ai image generator app
Hyperspace.ai – best ai photo enhancer app
Hyperspace.ai – best ai tools all in one app
Hyperspace.ai – best ai chatbots app
Hyperspace.ai – best ai tools all in one app
Hyperspace.ai – best ai text rpg app
Hyperspace.ai – best ai text rpg app
Hyperspace.ai – best ai photo to video app
Hyperspace.ai – best ai tools app